PUNCAK - Suasana damai dan penuh sukacita terasa di Gereja Kampung Milawak, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Minggu (19/10/2025). Puluhan warga bersama personel Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 732/Banau Pos Kosatgas mengikuti ibadah Minggu bersama yang dipimpin oleh Pratu Karlos, prajurit muda yang turut memimpin doa dan pujian di tengah jemaat.
Kegiatan sederhana namun penuh makna ini menjadi sarana mempererat ikatan sosial dan spiritual antara TNI dan masyarakat di wilayah pegunungan Papua. Di sela-sela ibadah, para prajurit juga berdialog dengan warga, mendengarkan keluh kesah mereka, dan menanyakan kebutuhan dasar yang diperlukan masyarakat Milawak.
“Kami ingin menunjukkan bahwa TNI hadir bukan hanya sebagai penjaga kedaulatan negara, tetapi juga sebagai saudara dan sahabat bagi masyarakat. Ibadah bersama ini menjadi ruang untuk memperkuat spiritualitas, memperdalam rasa persaudaraan, dan meneguhkan semangat damai di Tanah Papua, ” ujar Dansatgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 732/Banau, Letkol Inf Muh. Nurul Chabibi, S.H.
Warga Milawak menyambut kegiatan ini dengan sukacita. Salah satu tokoh masyarakat Milawak, Bapak Enos Wonda, mengaku terharu dengan kehadiran para prajurit TNI yang mau berbaur tanpa sekat dengan masyarakat.
“Kami merasa dihargai dan diperhatikan. Biasanya ibadah kami sederhana, tapi hari ini terasa lebih istimewa karena ada bapak-bapak TNI. Mereka datang bukan hanya membawa keamanan, tapi juga membawa kasih dan damai. Semoga Tuhan selalu melindungi mereka dalam tugas, ” tuturnya dengan senyum hangat.
Kegiatan ibadah yang berlangsung penuh khidmat ini menjadi cermin nyata kemanunggalan TNI dan rakyat. Di tengah terpencilnya wilayah Beoga, semangat kebersamaan tetap terjaga menghadirkan kedamaian dan harapan baru bagi masyarakat setempat.
“Kami percaya, selama TNI dan rakyat bersatu, tidak ada tantangan yang terlalu besar untuk dihadapi. Kegiatan seperti ini akan terus kami galakkan agar hubungan yang telah terjalin semakin kuat, ” tambah Letkol Chabibi dalam pesannya.
Acara ditutup dengan doa bersama dan sesi ramah tamah antara prajurit dan warga. Suasana hangat dan akrab yang tercipta menjadi bukti nyata bahwa di perbatasan pun, kasih dan persaudaraan tetap menjadi bahasa universal yang mempersatukan.
(Umlkh 27/AG)